Seperti yang kita ketahui bersama dalam TNI dikenal beberapa macam
pasukan khusus. Tapi yang anda sebutkan adalah unit2 anti teror "khusus"
yang notabene direkrut dari pasukan khusus intern organik-nya (misal
anggota den 81 kopassus, anggotanya jg diambil dari kopassus yang sudah
berkualifikasi sandhi yudha) dalam beberapa tingkatan pelatihan khusus
dan tes ketat...barulah mereka bisa memperoleh kualifikasi anti teror.
Tim
anti teror milik TNI BERBEDA dengan Detasemen 88 POLRI (non brimob)
atau detasemen GEGANA BRIMOB POLRI dalam beberapa hal. Baik scr
organisasi, standart rekruitmen personel, dan tugas pokok. Karena
militer cenderung melatih para prajuritnya secara "lebih ganas" daripada
polisi yang penugasannya adalah penegak hukum. Kewenangan dan penugasan
kepolisian bisa berlaku pada seorang prajurit militer...tetapi belum
tentu polisi bisa mengemban tugas militer. Sepertiyang terjadi di Aceh
ketika tim Brimob "ngotot" masuk belantara aceh.....mereka sering kali
kocar kacir...karena memang bukan "habitat"-nya disana. Konteks adanya
pasukan Brimob (yang berstatus PARAMILITER-dilatih seperti tentara tapi
bukan tentara) tentu saja hatus dikaji ulang !!
Calon anggota GULTOR pada Kopassus TNI AD harus sudah menempuh kualifikasi:
a. intelijen (minimal intelijen tempur)
b. wing combat freefall / jump master dan mobud
c. kemampuan menembak pistol dan senapan minimal klas 2
d. berenang dan menyelam
e. mempunyai kualifikasi tambahan dari korps asal (bagi non korps infanteri)
Personel
gultor dididik sembilan bulan (untuk pertempuran khusus selama 6 bulan
dan keahlian per orangan 3 bulan di SEKOLAH PERTEMPURAN KHUSUS
PUSDIKPASSUS BATU JAJAR) dengan metode SAS dan GSG - 9 (untk keahlian
anti teror). Seperti yang kita ketahui bersama bahwa model pendidikan
anggota kopassus merupakan kiblat bagi saudara2 nya yang lain.
Tentang Taifib KORPS MARINIR TNI AL, kopaska dan DENJAKA:
Personel
INTAI AMPHIBI MARINIR AL direkrut dari anggota berbagai macam keahlian
dalam lingkup Korps Marinir. Dan calon harus minimal berdinas 2 tahun
dan punya wing paraStandart perekrutan untuk calon anggota taifib sama
dengan umumnya perekrutan pasukan khusus ditambah dengan tes berenang
dengan tangan dan kaki terikat sepajang 2 km.
Pendidikan calon
anggota Taifib dulunya dilaksanakan di jakarta dan di surabaya (menurut
batalyon masing2) tetapi sekarang dilaksanakan di PUSLATPUR MARINIR
Karangtekok Situbondo JATIM. Lama pendidikan 8 bulan meliputi : jungle
warfare and survival,tahap rawa lanjutan. tahap laut lanjutan.
pendaratan pantai khusus, medis, operasi raid amphibi, perang kota dan
operasi amfibi rintis (untuk pancangan landing pasukan pendarat) serta
combat freefall dan menembak dengan berbagai senjata+ intelijen tempur.
Brevet Taifib DIKLAIM sama dengan brevet KOMANDO kopassus.
Marinir punya 2 batalyon taifib utk pasmar 1 dan 2. Kedudukan Taifib adalah 1 tingkat dibawah DENJAKA.
KOPASKA (KOMANDO PASUKAN KATAK):
Anggota kopaska direkrut dari anggota TNI AL non anggota korps marinir.
Calon
anggota Kopaska selain di tes dengan standar militer juga di tes
tentang kemampuan renang-nya. karena KOPASKA adalah satuan khusus untuk
peperangan laut setingkat US NAVY SEAL. kopaska hanya menerima 5 - 10
orang setahun (yang lulus pendidikan sepaska)Anggota KOPASKA dididik di
pusdik paska di pondok duyung. Lama pendidikan adalah 7 bulan.
Diawali
dengan pekan orientasi fisik, dan tehnik beregu senapan, dilanjutkan
dengan hell week ( minggu neraka) dimana fisik dan mental siswa di
"bantai" habis habisan dengan kegiatan yang sangat melelahkan baik
skenario tempur atau kemampuan fisik terutama aspek kegiatan di laut
(berenang, mengayuh rakit dsb), tahap selanjutnya adalah pengenalan
tehnik terjun payung tempur di BATUJAJAR (pusdik passus) kadang kala
kopaska juga "menitipkan" siswa nya ke sekolah para korps marinir di
pusdik MArinir - gunungsari surabaya.
Setelah lulus, dilanjutkan
dengan tahap laut dimana para siswa mendalami selam tempur, UDT dan
operasi raid amfibi, survival dan perang hutan. Pendidikan Kopaska
ditutup dengan latihan berganda di P. LAKI dan ditandai dengan
pembaretan serta pemberian brevet MANUSIA KATAK kepada anggota baru
KOPASKA. Metode pendidikan kopaska diadaptasi dari metode pendidikan
komando kopassus
DENJAKA: (DETASEMEN JALA MENGKARA)
DENJAKA
adalah satuan gabungan antara personel kopaska dan taifib marinir.
anggota DENJAKA dididik di bhumi marinir CILANDAK dan harus
menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror
Aspek LAut) lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya DENJAKA memang
dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa
dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut
BATALYON RAIDER :
Awalnya
(th60-an) Raider dibetuk sebagai pasukan infanteri pemukul yang
kemampuannya bisa 10 kali lipat pasukan infanteri biasa. Kemampuan
mereka dilatih oleh RPKAD dengan dibekali cara bertempur komando tingkat
regu tahap pantai dan hutan, survival,menembak jitu dan pengetahuan ttg
operasi raid yang tidak dipelajari pada pasukan infanteri biasa. Raider
berasal dari satuan tentara di bawah komando pasukan teritorial
(KODAM). Awalnya berasal dari nama satu batalyon dalam resimen Achmad
Yani yang bernama BANTENG RAIDER. pelatihan RAIDER..entah bagaimana
ceritanya akhirnya menjadi syarat mutlak bagi prajurit para dalam
lingkungan KOSTRAD. setelah tahun 1967 maka Pelatihan Raider diharuskan
untk semua prajurit infanteri yang berasal dari organik KODAM maupun
KOSTRAD. Ditambah lagi siswa dari kecabangan tempur yang lain baik dalam
KODAM maupn KOSTRAD.
Pelatihan RAIDER dulunya tidak bertempat
pada suatu lokasi pendidikan. Mereka berpindah pindah...walaupun
sebenarnya pusat pendidikan latihan pertempuran AD sudah ada di tiap
KODAM..... diawali dengan basis hutan, gunung, laut dan rawa serta
tehnik operasi peledakan perang kota dan intelijen. pendidikan ini
berkisar antara 8 bulan. instruktur langsung oleh kopassus. Sekitar
tahun 78, batalyon infanteri berkualifikasi Raider dibubarkan. Dan
Pelatihan Raider tidak digunakan lagi. Sebagian pelajaran pelatihan
Raider digunakan dalam latihan yudha wastu pramuka (tahap II) bagi calon
prajurit Infanteri.
Raider hidup lagi berkat gagasan KSAD Jend.
Ryamizad. Beliau menilai keahlian Raider sebenarnya sangat penting dan
efisien untk operasi militer. Walaupn Ryamizard tidak pernah merasakan
latihan Raider murni (yang berpindah pindah itu....) tapi dia paham akan
pentingnya kualifikasi raider. Maka Ryamizard mengutus KOPASSUS untk
mendidik instruktur2 Raider yang berasal dari batalyon2 infanteri (non
linud) serta DEPO DODIKLATPUR. untk mempelajari sama persis dengan
pelajaran Raider dulu dengan modifikasi sesuai keperluan + operasi mobil
udara. Lama pendidikan Raider baru ini bagi 10 batalyon pertama adalah 6
bulan. 20 yang terbaik setiap angkatan dididik lagi di pusdikpassus
untuk mendalami ilmu anti teror. Pendidikan Raider berlangsung di DEPO
PENDIDIKAN LATIHAN PERTEMPURAN di tiap KODAM dan PUSDIK INFANTERI
CIPATAT. Pendidikan berakhir dengan pembaretan hijau tua (khas raider)
wing MOBUD dan brevet raider.
KORPASKHASAU
Paskhas adalah gabungan dari 3 pasukan AU yang ada : PPP, PGT dan PSU.
Paskhas
adalah salah satu pasukan khusus berkualifikasi KOMANDO selain KOPASSUS
yang berada dalam lingkungan AU. Dan ditilik dari kompleks penugasannya
seharusnya paskhas adalah satu satunya pasukan elit AU yang
berkualifikasi terlengkap bahkan secara hirarki Paskhas berada diatas US
SPECIAL TACTICS dan PVO (Rusia)
Dulunya Paskhas bernama KOPASGAT
alias KOMANDO PASUKAN GERAK TJEPAT. Nah saat menggunakan nama
ini...nama paskhas melambung bro......tetapi kenapa ya kok diganti?..ada
embel2 "Khas" segala....jadi kayak nggak menyiratkan pasukan khusus.
Menjadi
prajurit Paskhas sebenarnya mempunyai kebanggaan tersendiri. Gimana
ngga?....di AD saja banyak prajurit yang susah sekali alias gagal
menjadi pasukan komando / kopassus walau sudah ikut tes berkali
kali...sampai stress.... tapi di AU mungkin untuk menjadi prajurit
paskhas yang kualifikasinya KOMANDO bisa dibilang agak mudah daripada di
AD.
Di AU begitu lulus pendidikan dasar apabila kecabangan
paskhas sedang merekrut anggota, maka si prajurit muda udah bisa
langsung ikut pendidikan komando setingkat Kopassus. Kenapa bisa
gitu?...karena paskhas merupakan korps kecabangan. Walaupun sederajat
dengan Kopassus namun berbeda hirarki. Berbeda dengan Kopassus yang
mengharuskan si calon telah menempuh pendidikan kecabangan khususnya
Infanteri terlebih dahulu sebelum menjalani Pendidikan Komando. Hal ini
dimungkinkan karena pada tahapan Komando semua materi tidak diulang dari
dasar. Efeknya bisa dirasakan ketika si prajurit mulai berdinas.
Pendidikan lanjutan (tingkat master) untuk prajurit paskhas memakan
waktu "lebih lama" dari prajurit kopassus.
Sekarang apa yang telah yang telah uzur pada paskhas telah diganti secara bertahap.
mulai
dari senapan serbu, pistol, gears, PDL sus, dll. Bahkan paskhas
mengembangkan sebuah detasemen gultor setingkat SAT 81 Gultor Kopassus
yang dinamakan Bravo. Terdiri dari 5 tim yaitu Tim alfa 1 s/d 3 dengan
spesialisasi : perang kota, perang hutan dan anti teror aspek udara
(walaupun juga 3 media). Tim bantuan mekanik untuk merawat peralatan
tempur dan Tim bantuan tempur. Disini ada pelatih, spesialis demolisi,
terjun bebas, pasukan katak dan ahli bahasa.
7 Bulan dibutuhkan
untuk membentuk seorang prajurit muda menjadi prajurit baret jingga
sejati. Semua materi dari peperangan darat, pertahanan pangkalan,
Arhanud ringan, terjun payung tempur dan menyelam tempur diberikan oleh
para pelatih ahli baik dari intern paskhas maupun dari saudara tuanya
dari kopassus dan kopaska
inget gan ane cuma re-post doaNK!!!!!!